Mengukir Cinta di Tanah Jepara
Memutar kembali ingatan pada 9 Desember 2016, PSS Sleman, sebuah klub kabupaten bertandang ke Jepara setelah mighty run di liga membawa mereka ke babak 8 besar
Berita-berita mengenai PSS Sleman dan orang-orang di sekitarnya -siapapun itu- kerap hinggap di media sosial akhir-akhir ini. Kabar buruk dan tendensi-tendensi menjatuhkan berhembus cukup kencang di lini masa. Wajar bagi para pendukung, selentingan buruk sekecil apapun adalah pemantik bom dengan ledakan paling besar. Sebenarnya, berita apapun itu hanya kewajiban seorang jurnalis untuk mengisi perutnya. Lantas apa yang jadi persoalan sebetulnya bagi orang-orang yang menaruh hati pada PSS Sleman?
Ditaruhnya berita-berita tentang PSS Sleman menjadi umpan manis di kolom komentar. Berbekal rasa cinta yang banal, ketik-ketik jari dengan mudah melempar kalimat balasan tanpa tedeng aling-aling. Beberapa komentar masih dalam batas wajar melontarkan ketidaksetujuan hingga 2 kalimat paling populer muncul:
“nek ra PSS ra mangan” (kalau bukan PSS gak (bisa) makan)
“gak PSS gak rame ya?” (kalau bukan PSS gak akan ramai)
Kalimat macam ini dengan cepat menjadi senjata pamungkas membalas setiap berita buruk bagi PSS Sleman dan seluruh orang di sekitarnya. Terbaca garang dalam sepersekian detik, namun di waktu lain, kalimat macam ini adalah pertanda kalah.
Memanasnya kolom komentar ditambah dengan orang-orang yang tidak terlibat di PSS Sleman mulai ikut memberi pendapat. Pendukung tim Eropa yang bahkan belum pernah merasakan atmosfer stadion ikut membandingkan apa yang terjadi di sepakbola Indonesia dengan kabar-kabar apik tentang klub mereka di benua berbeda. Perbedaan referensi bagaimana suporter memahami sepakbola yang ideal bagi masing-masing individu memperpanjang deretan komentar yang tak ada habis.
Menghabiskan waktu dengan menanggapi opini-opini yang menyudutkan PSS Sleman dan kita semua rasanya adalah sia-sia yang tanpa balas. Toh, kita tetap akan menjadi bagian dari PSS Sleman seumur hidup, menjadi pendukungnya yang akan tetap berdiri dan menyanyikan namanya di kasta berapapun Super Elang Jawa bertarung nantinya.
Baik dan buruk yang terjadi di hari kemarin, saya sudah tak lagi peduli.
No one likes us
No one likes us
We don’t care
We don’t care
Tutupi godhong pring
Tutupi godhong pring
Ben garing
Ben garing
Ditulis oleh RDS bersama Tonggos Darurat. Dirilis dalam bentuk fisik pada “Bounce Back Lads #2 : persib vs PSS” (28/10/23)
Memutar kembali ingatan pada 9 Desember 2016, PSS Sleman, sebuah klub kabupaten bertandang ke Jepara setelah mighty run di liga membawa mereka ke babak 8 besar
Pernahkah terlintas di pikiran kalian tentang mengapa kalian mencintai sesuatu sekalipun kalian tak pernah menemukan apa alasannya? Kita sama.