Analisa Paruh Musim PSS Sleman 2023/2024


PSS Sleman menutup putaran pertama dengan penuh keraguan dengan hanya mengumpulkan 19 poin dari total 17 laga. Angka yang cukup memperihatinkan untuk membekali Laskar Sembada memulai petualangannya menuju putaran kedua. Berambisi tinggi dan harapan yang menggunung terpupuk oleh para pendukungnya berujung dengan hasil yang antiklimaks. Bagaimana bisa demikian?

Beberapa pundit tak jarang menaruh rasa optimisme kepada barisan pemain asing PSS musim ini. Sektor Penjaga gawang yang dipercayakan kepada Anthony Phintus ditorehkan hanya dengan 3 kali cleansheet. Selanjutnya, kita masih ingat bagaimana Thales Lira digadang gadang menjadi solusi lini pertahanan PSS yang menjadi PR tak terselesaikan selama beberapa musim terakhir, nyatanya tak terlalu berpengaruh dan nyaris tak ada beda. Mengingat rasa pesimis kita terhadap Jihad Ayoub di bursa transfer, ia justru mampu kembali ke performa yang lebih baik sekalipun beberapa kali bermain angin-anginan dan kartu kuning yang masih menjadi item koleksi favoritnya.

Jonathan Bustos hadir seperti mata air di tanah yang tandus. Lini tengah PSS terlihat menjanjikan dengan kehadirannya. Beberapa gol spektakuler mampu mencuri hati PSS Fans hingga tercipta chant spesial khusus untuknya. Namun naas, kelihaiannya dalam berdansa di lapangan tengah tidak didukung oleh kualitas pemain lokal kita yang rasanya patut dipertanyakan kesanggupannya untuk bermain di liga teratas.

“Glimpse of Us” tergambarkan dengan sangat jelas ada pada lini depan. Yevhen Bokhasvili menjadi sorotan setelah apa yang ia lakukan di musim 2019 dan kala ia berseragam Mutiara Hitam. Sebuah asa yang disematkan padanya untuk menjadi peluru gol PSS justru kerap membuat kita meradang setiap pekan. Bagaimana tidak? Kombinasi “Seto 2019” belum cukup baginya untuk membuahkan 1 gol pun untuk PSS.

Kita pernah berada di masa euforia atas hadirnya pemain berdarah Jepang di pentas sepakbola tertinggi. PSS tak ketinggalan untuk mencoba peruntungan itu melalui Kei Sano. Keyakinan kita terhadap mentalitas juang warga negeri matahari terbit dipatahkan oleh kenyataan bahwa pengalamannya di sepakbola profesional hanya berumur 3 tahun. Statistik tidak menyebutkan secara spesifik tentang respon pendukung PSS terhadap performanya. Namun kita tahu betul ketika di tribun kita dipastikan akan mengumpat saat bola jatuh di kakinya.

Melihat bagaimana PSS begitu terseok-seok di putaran pertama ini bersumber dari permasalahan yang cukup pelik. Sistem scouting yang menjadi salah satu tonggak terkuat untuk kedalaman skuad PSS tidak bekerja dengan baik. Kursi kepelatihan, penjaga gawang, bek sayap, lini serang, serta pemahaman taktikal dan chemistry antar kolega menjadi sorotan atas carut marutnya PSS saat ini. Sudah bukan eranya menentukan pemain berdasarkan kepercayaan. Lagi-lagi, kita kembali bernostalgia dengan mempercayakan beberapa komposisi pemain di musim 2019 untuk bermain kembali di musim ini. Hasilnya, Maguwoharjo yang seharusnya menjadi rumah ternyaman kita justru sulit ditaklukan oleh pemiliknya sendiri dengan hanya 1 kali kemenangan.

Diluar semua kenyataan yang amat pahit itu, beberapa nama muncul menjadi asa baru untuk PSS kembali bangkit. Hokky Caraka, dengan segala kontroversinya, justru kembali menemukan level permainan terbaiknya dimana ia cukup berhasil menggantikan peran Yehven yang sedang terpuruk. Nama Ricky Cawor pun menyita perhatian dengan torehan 5 gol nya, terbanyak dibandingkan rekan-rekan satu posisi. Bagaimana gol itu tercipta bukan menjadi masalah. Gol tetaplah gol, yang jelas ia tahu bagaimana ia harus bekerja.

PR musim ini menjadi beban yang cukup banyak dan rumit, terutama untuk staff kepelatihan maupun jajaran petinggi PSS. Evaluasi total menyeluruh dan bergerak lebih cepat harusnya mampu membuat PSS menjauhi jurang degradasi. Sekalipun kita mengumpulkan 10 juta pendukung PSS untuk berdoa akan terasa sia sia jika para stakeholder PSS tidak memiliki roadplan yang jelas serta rasa kekhawatiran yang sama. Harapan kami masih seperti sebelumnya, semoga pekan ke 18 ini menjadi titik balik bangkitnya Super Elang Jawa untuk terbang lebih tinggi sebagaimana harusnya.

 

Sumber Foto : Media PSS


 

Share Article :

Related Article

Other Articles

Prolog : Drama dan Problema Paruh Musim

Gol Cawor dari separuh lapangan I Wayan Dipta saat itu terus berlarian di kepala.